Kita tahu bahwa sejak kalah bersaing dengan Android dan iPhone, BlackBerry mau tidak mau banting setir, akhirnya BlackBerry pun menyerah di bisnis handset. Bisnis perponselannya itu didelegasika ke TCL Global dan BB Merah Putih di Indonesia. Kini BlackBerry fokus ke enterprise software.
Sejak BlackBerry merilis Android BlackBerry-nya pertama kali, respon konsumen cukup bagus, ada peningkatan penjualan, tapi memang tidak sebaik yang diharapkan. Sejak BlackBerry lebih fokus ke Android BlackBerry, maka BlackBerry OS perlahan-lahan ditinggalkan. Namun karena penggunanya masih banyak, BlackBerry mermperpanjang hingga 2019. Toko aplikasinya akan ditutup pada Desember 2019. Satu layanan bahkan telah ditutup, semisal BlackBerry Travel (Februari 2018).
Sejak BlackBerry merilis Android BlackBerry-nya pertama kali, respon konsumen cukup bagus, ada peningkatan penjualan, tapi memang tidak sebaik yang diharapkan. Sejak BlackBerry lebih fokus ke Android BlackBerry, maka BlackBerry OS perlahan-lahan ditinggalkan. Namun karena penggunanya masih banyak, BlackBerry mermperpanjang hingga 2019. Toko aplikasinya akan ditutup pada Desember 2019. Satu layanan bahkan telah ditutup, semisal BlackBerry Travel (Februari 2018).
Bagi pengguna BlackBerry OS disarankan beralih ke Android BlackBerry, Android atau iOS. Kalau sudah ditutup nanti otomatis tidak bisa download dan instal aplikasi lagi bukan dan layanan BBM pun perlahan-lahan dikurangi fiturnya bahkan mungkin juga bisa ditutup. Mereka sekarang beralih ke Android. John Chen, CEO BlackBerry sudah mengungkapkan bahwa beliau menginginkan keuntungan dari bisnis ponsel, berikut kutipannya yang mengindikasikan BlackBerry akhirnya memilih Android:
"Since I started at the company [in November 2013] I’ve been saying I’ll make the handset business profitable. If I can’t make it profitable because the market won’t let me, I’ll get out of the handset business. I love our handset business, but we need to make money,"
"Since I started at the company [in November 2013] I’ve been saying I’ll make the handset business profitable. If I can’t make it profitable because the market won’t let me, I’ll get out of the handset business. I love our handset business, but we need to make money,"
Sumber: tekno.kompas.com, www.theinquirer.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar