Saya baca di surat kabar online, berapa waktu lalu di Malaysia, di pusat perbelanjaan My Town, digelar clearance sale iPhone 5s seharga Rp700.000. Alhasil, peminatnya melebihi kapasitas, mengantre sangat panjang. Diinfokan stok tersedia cuma 10 unit, tapi yang mengantri ada 11.000. Dilaporkan juga clearance sale tersebut sempat ricuh, dan outlet yang menyelenggarakan clearance sale tersebut akhirnya membatalkan penjualan iPhone 5s tersebut.
Saya jadi ingat waktu Februari 2014 ke JCC, ajang pameran komputer. Di sana ada clearance sale juga. Dan saya lihat salah satu outlet pajang harga HTC One seharga Rp1 juta (seingat saya). Kemudian ada juga Samsung Galaxy S III bisa dibeli dengan harga di bawah Rp3,6 juta. Pengunjung banyak, mengerumuni outlet tersebut. Ternyata stok yang disediakan sangat sedikit, kalau tidak di bawah 10 unit, 3 unit, bahkan ada juga yang satu unit. Saya pernah tanya HTC One, sayang jawaban yang saya dapat stoknya habis. Untuk Samsung Galaxy S III waktu itu tidak bisa dobeli sevara umum, artinya tergantung si penjualnya. Bisa melalui kuis siapa yang bisa jawab, dia berhak membeli dengan harha di bawah harga normal. Bisa juga, entah itu harus menari terlebih dahulu atau menyanyi atau unjuk gigi dengan melakukan sesuatu yang unik.
Ya itulah yang biasa saya perhatikan, peminate membludak, stok sangat terbatas. Kembali ke atas, mengenai iPhone 5s yang dijual seharga Rp700.000, ternyata bisa menarik konsumen sangat banyak. BetartB ini membuktikan bahwa produk Apple dan kalaupun ada produk merk lain yang dijual dengan harga tidak masuk akal, peminatnya pasti membludak juga. Di mana semakin murah suatu barang, maka permintaannya akan meningkat.
Sumber: https://tekno.kompas.com/read/2018/03/06/15003077/promo-iphone-5s-seharga-rp-700000-bikin-rusuh
Sumber: https://tekno.kompas.com/read/2018/03/06/15003077/promo-iphone-5s-seharga-rp-700000-bikin-rusuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar