Selasa, 25 Oktober 2016

Akulaku: Layanan e-commerce baru yang memungkinkan konsumen untuk membeli item dengan cicilan tanpa kartu kredit




Tidak semua orang memiliki uang yang cukup untuk membeli suatu barang atau jasa dan tidak semua orang pula menyukai pembelian barang atau jasa secara kredit. Dalam hal membeli barang atau jasa secara kredit sebenarnya banyak orang yang suka, hanya saja sebagian besar dari mereka terkendala dengan kartu kredit. Saya sudah alami. :-D

Memang, kebanyakan e-commerce yang menyediakan layanan pembelian via kredit itu hampir semuanya memakai kartu kredit, sebut saja Lazada, Blibli, Matahaarimall, Dinomarket, Elevenia, dll. Hal menyebabkan sebagian besar orang yang tidak punya kartu kredit tidak bisa menikmati pembelian barang secara kredit. Kini, hal tersebut sudah bisa diatasi dengan Akulaku.

Akulau merupakan layanan e-commerce yang menyediakan pembelian barang tanpa harus memakai kartu kredit. Saya sudah coba. Berikut saya review layanan tersebut. 
Dari namanya memang agak asing mungkim. Perusahaan dari Malaysia ini belum lama hadir di Indonesia. Saya pun tertarik mencobanya. Untuk bisa mendapatkan saldo kredit, pengguna diwajibkan untuk mendaftar untuk pengajuan kredit. Pengisian form standar, tapi ada beberapa permintaa upload foto, seperti KTP, diri pengaju kredit berfoto dengan memegang KTP, slip gaji, diri pengaju kredit berfoto dengan latar belakang perusahaan tempat dia bekerja. Ya, bisa dikatakan sistem Akulaku ini mau memastikan bahwa yang mengajukan kredit adalah orang-orang yang telah bekerja atau setidaknya memiliki penghasilan. Driver GO-JEK pun bisa mengajukan kredit di Akulaku.

Pengalaman saya mencoba pertama kali, saya daftar siang hari ini, keesokan harinya ditelepon untuk verifikasi, nomor handphone sekali dan nomor telepon kantor sekali. Kemudian sorenya langsung disetujui. Disetujuinya ini langsung terlihat di notifikasi Akulaku. Langsung saya coba deh beli smartphone Huawei, setelah bayar DP sesuai ketentuan, pengguna Akulaku tinggal menunggu barang yang dipesan, nah tiap lewat tanggal 7 di tiap bulannya, di Akulaku akan muncul keterangan tagihan yang berjalan bulan itu. Untuk pembayaran DP bisa pakai kartu kredit, debit VISA atau transfer bank. Saya pilih transfer bank waktu itu, karena debit VISA bank saya nggak bisa buat transaksi DP. Setelah DP, menanti barang dikirim ini yang jadi krusial. Layanan Akulaku ternyata masih banyak kekurangan. Pertama, aplikasi Akulaku tidak ter-update, jadi pesanan yang seharusnya sudah betubah status masih juga dalam proses untuk dikirim. Kedua, nomor cs yang tertera di aplikasi bagi saya paling menyebalkan. Saya pernah 5 kali telepon, tidak diangkat. Sangat tidak memuaskan. Ketiga, waktu pengiriman barang. Lama sekali, seharusnya untuk lokasi Jakarta, cukup maksimal 3 hari. Pada kasus saya mencapau 8 hari baru sampai.
Setelah barang terkirim, pengecekan barang dilakukan, sesuai pesanan. Untuk pembayaran cicilan lebih mudah, karena bisa memakai Mandiri clickpay dan prosesnya cukup mudah lebih simpel dibanding transfer bank yang harus memakai ATM. Setelah dilunasi, saldo kredit otomatis akan bertambah dengan sendirinya.

Nah, pengguna Android atau iPhone, bisa mencoba Akulaku ini. Memang aplikasinya mungkin belum sebagus aplikasi e-commerce lain, tapi boleh dicoba bagi user yang ingin membeli barang tanpa harus punya kartu kredit. Yuk, silahkan dicoba.

Jumat, 14 Oktober 2016

Samsung Galaxy Note 7: Ponsel canggih yang diterpa masalah yang hebat




Sejak beberapa waktu lalu, isu ponsel meledak sudah terdengar dari pabrikan ponsel dunia seperti Apple, Samsung. Namun, nyatanya hingga saat ini terpaan masalah tersebut belum usai.
Terakhir adalah kasus Samsung Galaxy Note 7 yang menimbulkan banyak kasus meledak, bahkan sampai ada korban yang terluka tangannya.

Awalnya bencana ini mulai membesar dari kasus di USA sejak awal-awal September 2016, di bawah kasus ini mendekati 100 ponsel Samsung Galaxy Note 7 yang dilaporkan meledak baterainya. Bahkan Samsung sampai harus menarik semua produknya dari retailer dan mengimbau semua pengguna untuk mengembalikan unit yang telah dibeli untuk diganti dengan produk Samsung Galaxy Note 7 yang sudah aman. Dari kasus yang terjadi di USA ini ternyata merembet ke Indonesia. meski di Indonesia belum ada laporan kasus Samsung Galaxy Note 7 meledak, namun pihak Samsung tidak mau ambil pusing. Himbauan untuk mengembalikan produk dan menbatalkan pesanan Samsung Galaxy Note 7 sudah dilakukan sejak insiden baterai meledak berkembang.

Pengguna tentu kecewa, begitu pula dengan sang vendor, Samsung yang disinyalir menderita kerugian USD 1 milyar untuk menarik semua unit yang telah beredar. Setelah penarikan dan pengembalian produk selesai dan diganti dengan yang baru, ternyata masih ada saja laporan kasus baterai Samsung Galaxy Note 7 yang baru juga masih bermasalah. Ya, serangan yang terus datang berganti ini seolah-olah tidak ada habisnya. Meskipun Samsung merugi karena kasus ponselnya yang meledak, namun tampaknya Samsung tidak tinggal, berbagai tindakan telah dilakukan dan tampaknya Samsung tetap gencar merilis ponsel baru.

Sumber:

http://www.androidcentral.com/samsung-galaxy-note-7?utm_medium=slider&utm_campaign=navigation&utm_source=ac

https://www.infokomputer.com/2016/09/berita/berita-reguler/berapa-kerugian-samsung-akibat-recall-samsung-galaxy-note-7/


Rabu, 12 Oktober 2016

Kebutuhan RAM pada ponsel Android di saat ini

Dari pengalaman saya pakai ponsel Android sampai beberapa kali melakukan penggantian ponsel Android. Makin lama justru kebutuhan akan RAM makin meningkat. Dari tahun 2011 waktu Android sudah berkembang pesan, kebutuhan RAM 512 MB masih mencukupi, tapi seiring perkembangan zaman dan aplikasi yang up to date, kapasitas RAM di masa lalu dan kini justru berbeda jauh.

Di tahun 2013 RAM 512 MB sudah mulai kurang mencukupi, beberapa vendor mulai menggelontorkan ponsel Android dengan kapasitas RAM 1GB hingga 2 GB. Kini, di tahun 2016, RAM 2 GB pun saya masih merasakan belum mencukupi. Ini saya alami pada ponsel Meizu M2 note dan Huawei P8 lite di tahun 2016.

Beberapa user biasanya mengaitkan ini dengan faktor banyaknya aplikasi yang berjalan dan bloatware yang banyak tertanam pada ponsel tersebut. Ya, itu bisa jadi faktor pemicunya. Pada kasus Huawei P8lite saya, meski saya sudah kurangi aplikasi yang berjalan. Tidak ada BBM, tidak ada Facebook, tetap saja ada waktu di mana ponsel tersebut mengalami lag, bahkan pada OS Marshmallow pun pernah saya alami lag parah.

Sistem UI, aplikasi, biasanya jadi faktor utamanya. Aplikasi yang up to date memaksa ponsel harus mempunyai kapasitas RAM yang tinggi. Android, sistem yang open source ini memang digandrungi banyak orang karena mudah dicustomisasi dan bebas instal aplikasi dari luar web store. Beda sekali dengan iPhone, manajemen RAM pada Android kurang begitu bagus, sehingga tidak mengherankan bila suatu saat Android dengan kapasitas RAM 2 GB ataupun 3 GB tidak akan leluasa lagi.

Dari pengalaman saya pakai Android, RAM 2 GB saat ini tidak cukup lagi, harus ditingkatkan lagi menjadi 3 GB atau 4 GB.

Selasa, 11 Oktober 2016

Sering Charge Ponsel Via Powerbank? Sebaiknya Kurangi

Saya sendiri belum pernah beli power bank, tapi pernah charge sekali di power bank. Muncul beragam power bank dengan berbagai merk dan kapasitas, serta harga terjangkau tentu membawa angin segar bagi pemilik smartphone. Pengguna yang sering bepergian, tidak membawa charger, menganggap power bank adalah hal yang wajib di saat bepergian ke suatu tempat, tidak ditemukan colokan listrik atau baterai ponsel sedang low battery, perlu pengisian segera, di sinilah power bank menjadi suatu kewajiban.

Tapi, sering charge smartphone pakai power bank bisa berdampak buruk pada ponsel.

1. Baterai ponsel jadi cepat rusak
Ini suka diperdebatkan juga. Baterai ponsel sedang diisi, tapi ponsel tersebut ikut dipakai juga, entah sosial media, browsing internet, YouTube, misalnya. Akibatnya baterai ponsel bekerja dua kali. 

2. Daya power bank tidak stabil
Pabrikan power bank memang sudah mendesain kapasitas power bank nya masing-masing. Tapi tetap saja dayanya tidak stabil. Power bank itu kan tidak didesain untuk cocok untuk ponsel tertentu. Beda halnya dibanding charger bawaan, yang memang sudah didesain sesuai peruntukkannya. Power bank baterai juga, kalau sudah habis, ya harus diisi juga. Bisa juga kan supply nya jadi menurun.

3. Kayaknya perlu perhatikan outputnya
Saya sendiri belum pernah coba. Tapi kalau misalkan power bank outputnya 2,4A, tapi ponsel yang mau diisi baterai itu outputnya 1A. Bisa jadi lama-lama ponsel yang diisi panai power bank 2,4A jadi rusak baterainya, karena tidak sesuai.

Paling bagus sih, power bank digunakan untuk keadaan darurat saja atau saat berada di lokasi yang tidak terdapat colokan listrik.

Sumber: wahanarupa.com

Senin, 10 Oktober 2016

Tutorial downgrade ke Lollipop dari Marshmallow Huawei P8lite

Huawei P8lite sudah menerima update Android Marshmallow , ada banyak perbaikan dan keamanan. tapi untuk sebagian user mungkin merasa Android 6.0 ini berat dan membuat ponsel lemot. bagi user yang ingin downgrade, bisa mengikuti langkah berikut:


2. Extrak file tersebut. nanti akan muncul folder dload yang berisikan file UPDATE.APP

3. Tempatkan folder dload yang berisi file UPDATE.APP tadi di luar segala folder yanga da di memori ponsel

4. Matikan ponsel, masuk ke recovery mode dengan cara tekan dan tahan volume up + down + power on/off sampapi logo Huawei muncul

5. Ponsel akan melakukan upgrade otomatis. Setelah selesai akan reboot dan bila kita lihat dapa menu Setting>about phone, baseband information yang tercatat akan berubah

6. Download file firmware Lollipop dari website Huawei. Untuk region Indonesia saya pakai C636B170 yang berukuran 1,43 GB

7. Ekstrak file tersebut kemudian lakukan cara yang sama dengan langkah di atas tapi untuk file UPDAT.APP yang pertama dihapus, ganti dengan file UPDATE.APP dari file firmware Lollipop yang baru saja didownload.

8. Matikan ponsel dan lakukan recovery mode. Ponsel akan melakukan upgrade dan bila berhasil, setelah booting, tampilannya akan kembali ke Lollipop.

Note: Semua data termasuk aplikasi akan hilang seperti factory reset. Lakukan back up data terlebih dahulu sebelum downgrade

Untuk video tutorialnya bisa dilihat di YouTube:

https://www.youtube.com/watch?v=Pf2AYBpGnR4

https://www.youtube.com/watch?v=yUavSqdl_lg


Jumat, 07 Oktober 2016

Huawei P8lite: Android menengah dengan kotak boks premium





Setelah memakai Meizu M2 note, saya beralih lagi ke Huawei P8lite. Ini merupakan Android yang sekeian kalinya saya pakai hingga saat ini. Pertama saya buka kotak boksnya, memang terlihat seperti premium, karena bahan dan bentuknya didesain dengan baik, posisi ponsel diletakkan di tengah-tengah dengan posisi miring. Aksesoris bawaannya standar, ada headset, buku garansi, buku maual, charger dan pin ejector yang diselipkan di bahan dalam kotak boks. Berkesan mewah penampilannya.

Sistem OS masih menggunakan Android 5.0 Lollipop yang bisa diperbarui menjadi Marshmallow 6.0. Tampilan menu mirip Xiaomi, tidak ada app drawer. Kalau Xiaomi pake MIUI, Huawei pake EMUI. Performa bagus, cukup lancar, notifikasi aplikasi baik, WiFi, Bluetooh, juga tidak ada masalah.

Saya sudah coba upgrade ke Android 6.0 Marshmallow, tampillannya tidak jauh berbeda denan Lollipop hanya ada sedikit tambahan menu saja. Kemudian EMUI dari versi 3.1 naik jadi 4.0. Bicara performa di keduanya. Saya masih lebih suka di Lollipop, lebih smooth.

Huawei P8lite ini untuk downgrade dan upgrade firmware cukup mudah, tidak wajib pakai aplikasi di PC semisal PC Suite untuk upgrade dan downgrade firmware. Dengan harga Rp2 jutaan, Huawei P8lite ini masih bisa jadi pilihan karena fiturnya cukup lengkap dan dapat pembaruan Android Marshmallow. Tetapi di sisi lain, dengan harga yang tidak jauh berbeda, user bisa melirik Xiaomi untuk model yang mempunyai kapasitas RAM lebih baik.

Meizu M2 Note: Android dengan Fyme OS yang cukup murah

 




Meizu M2 Note menurut saya Android yang cukup unik. Desain dibuart seperti iPhone di mana di bagian bawah layar terdapat home button. Home button ini cukup unik. Dengan menyentuhnya saja berfungsi sebagai back button, menekannya juga jadi tombol back. Untuk tampilan layar, menu-menu, terlihat sederhana. Ada fitur smart touch yang cukup unik, tapi letaknya ini sangat mengganggu, karena tidak bisa dipindah.

Untuk OS Android 5.0 Lollipop dengan fitur yang unik ini, cukup bagus. Performa cukup baik dan lancar. Kamera dan musik lumayan baik. Hal yang unik salah satunya Flyme account. Ini berfungsi seperti iCloud pada iPhone. Keamanannya bagus, tapi sayangnya bahasanya masih pake bahasa Tiongkok.

Dari pengalaman saya pakai Meizu M2 note ini, ada beberapa hal yang kurang saya sukai, di antaranya:

1. Notifikasi
Notifikasi BBM bentuknya dalam icon infinity, kemudian Yahoo! Messenger icon dalam bentuk pesan teks masuk. Ini agak aneh, seharusnya tiap aplikasi punya icon masing-masing, misal Skype, icon s kecil, BBM icon BBM, Facebook icon f biru dst. Nah di Meizu M2 note ini aneh dan saya menilainya agak 'kacau'

2. Flyme account
Flyme account ini agak rumit, sekali ia didaftarkan atas nama akun user pertama, bila user tersebut menjual Meizu dan ada user kedua yang membelinya, sedangkan user pertama belum log out dari kunnya tersebut. Ini jad kendala bagi user kedua. Pada kasus di mana Meizu M2 note di user kedua berada di posisi 5.1.6.0G, maka akun Flyme tadi akan terkunci dengan nama user pertama

Baterai lumayan bagus performanya, untuk store, seperti theme pada Flyme 4, seperti ponsel Tiongkok lainnya, rata-rata pakai bahasa Tiongkok.

Rabu, 05 Oktober 2016

Xiaomi Redmi 2: Android murah dengan fitur cukup lengkap dan terdapat lag




Xiaomi yang notabene merupakan smartphone Android murah dengan speks tinggi, kini sudah merambah pasaran global. Harga yang murah dan spesifikasi tinggi menjadi pemicu banyak disukainya produk tersebut.

Saya sempat pake tipe Redmi 2 yang RAM 1 GB dan internal 8 GB. Soal desain dan tampilan menu lumayan oke. Sudah dukung 4G. Dengan MIUI 6 Android KitKat pada waktu saya beli.
Dengan harga di bawah Rp1,5 juta, fitur yang ditawarkan cukup menarik. Tapi ada beberapa kekurangan dari ponsel ini selama saya pake, di antaranya:

1. Lag. Entah produk yang saya dapat ini produk cacat atau bukan, yang jelas saya alami lag meski garansinya TAM. Lag sering terjadi pada saat buka tutup kamera (pasti loading ..... just a sec....). Buka Chrome saat browsing suatu website sering loading stuck di jalan, karena stuck sering muncul keterangan "Chrome is not responding".
Lag yang parah menurut saya adalah pada saat posisi charging. Dalam posisi charging, semua fungsi lag, pengetikan di virtual keyboard jadi lag, browsing lag, game lag, semuanya jadi lag
2. Gmail bug, konsumsi data capai 300 MB lebih. Ya ini juga gangguan salah satunya. Gmail itu biasanya saya kebanyakan hanya terima ema, itupun lebih banyak notifikasinya. Seharusnya, penggunaaan seperti tidak akan sampai 100 MB, apalagi di atas 300 MB

Dua hal di atas jadi kekurangan utama yang saya alami. Maka dari itu saya menyimpulkan Android RAM 1 GB sudah tidsk rekomendasi buat dipakai untuk penggunaan sehari-hari yang banyak memanfaatkan media sosial.

Selasa, 04 Oktober 2016

Sony Xperia TX: Android nan tipis dengan kamera 13 MP di masanya



Setelah Samsung Galaxy Note II, saya beli Sony Xperia TX. Kesan pertama, desain kompak, dengan belakangnya disebut human curvature di mana casing belakangnya agak melengkung yang bahannya plastik. Waktu saya pakai di tahun 2014, performanya lumayan bagus. Di masanya cukup lancar, resolusinya pun sudah HD 720p.
Ada 1 masalah yg saya alami waktu itu, yakni ponsel kadang-kadang layarnya menjadi gelap pada saat kondisi charge. Bila sudah blank gelap begitu, volume, power, layar sentuh, tidak berfungsi, tetapi ponsel masih bisa terima telepon masuk, notifikasi, BBM, WeChat, email dan notifikasi masuk lainnya.

Kamera 13 MP-nya cukup bagus. Didukung RAM 1 GB dan memori 16 GB dan bentuknya yang tipis, cukup menarik. Hanya saja, sistem operasi masih Ice Cream Sandwich bawaannya.

Sabtu, 01 Oktober 2016

LG Optimus G: Android LG pertama yang dukung 4G yang pernah saya coba


Tanpa saya sadari lebih jauh, LG Optimus G merupakan ponsel pertama 4G yang pernah saya pakai. Seingat saya, saya pakai LG Optimus G ini saya beli setelah Samsung Galaxy Note II dan Nokia Lumia 520. Dan ini merupakan pertama kalinya saya pakai brand LG pertama kalinya. :-)

Dari pengamatan saya, LG Optimus G tidak jauh berbeda dengan Samsung Galaxy Note II, spek mendekati sama. Cuma LG ini menang di memori internal 32 GB dan dukung 4G. Sayang sekali pada waktu saya masih pakai, kartu operator belum ada yang dukung 4G LTE.

Dari pengalaman saya pakai, ponsel LG Optimus G ini cukup bagus di masanya, performa bagus, hampir tidak ada lag, skor AnTuTu 20.000-an. Dengan OS Android Jelly Bean 4.1.2, saya hanya alami 1 gangguan di pponsel ini, yakni kameranya. Kadang-kadang saat akan memulai kamera, layar ponsel menampilkan warna gelap (blank). Tapi setelah upgrade software ke KitKat,  bug tersebut hilang. Untuk desain saya kurang begitu suka, terlalu kaku dan penempatan kameranya agak keluar, jadi pada saat ponsel diletakkan di suatu permukaan datar, ia tidak bisa 'tidur' secara datar.

Untuk game menurut saya waktu masih di 2014 sangat oke, mumpuni untuk game PSP, hanya saja tetap ada batasannya. Satu kekurangan yang saya perhatikan di LG Optimus G ini, dia tidak dukung double tap to wake, hanya bisa fitur KnockOn, itupun fiturnya tersembunyi, harus pakai aplikasi Shorcut app untuk bisa akses ke dalam menu tersebut.

Awal Kenal Brand iQOO

  Selamat pagi, salam kenal, saya Niki, trOOps officer di iQOO trOOps Indonesia. Bulan April 2023 adalah awal di mana saya mengenal smartpho...