Beberapa vendor ponsel merilis ponsel premium, flagship, dengan harga belasan juta kini menjadi semakin sulit laku. Hal ini terlihat dari laporan penjualan Apple dan Samsung. Dua vendor ini mengalami nasib penjualan ponsel flagship yang seret untuk rentang harga USD 1.000.
Catatan Apple di kuartal 3 tahun 2019 menunjukkan penurunan 12% dibanding tahun lalu. Pendapatan Apple hanya mencatat USD 25,99 milyar. Sementara Samsung juga mencatat angka yang sama di laporan penjualan kuartal 2 tahun 2019 untuk lini S series flagship. Namun, Samsung mencatat kenaikan penjualan di kategori menengah untuk Galaxy seri A. Ya, untuk Samsung Galaxy seri A ini memang sedang gencat-gencarnya ditawarkan Samsung. Membawa spesifikasi yang tinggi namun lebih terjangkau untuk harganya dibanding seri S.
Beberapa analis memprediksi lemahnya penjualan di kategori ponsel flagship dikarenakan banyak faktor. Salah satunya usia pemakaian ponsel. Pengguna ponsel menjadi lebih lama pakai smartphone sebelum menggantinya dengan smartphone baru. Analis dari Bernstein Research pernah mengatakan kalah pengguna iPhone saat ini baru akan mengganti ponselnya setelah menggunakannya selama 4 tahun. Pernyataannya tersebut juga pernah dikatakan CEO Apple. Masalah makro ekonomi terutama di Cina juga jadi faktor lambannya penjualan smartphone flagship. Konsumen tidak punya alasan yang cukup kuat untuk mengganti ponsel yang dipakainya. Selain harga yang semakin mahal, fiturnya pun tidak ada penambahan / hal baru. Sedangkan baterai menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam membeli ponsel. Apple sudah menyadari hal ini dengan merilis iPhone XR yang diklaim baterainya lebih tahan lama 30 menit dibanding iPhone X.
Untuk menyiasati penjualan ponsel flagship yang lesu, berbagai vendor ponsel punya cara tersendiri. Apple contohnya, di India, masih mengandalkan penjualan ponsel lawas iPhone 6S, iPhone SE hingga iPhone 7. Sedangkan Samsung, Samsung mengandalkan penjualan ponsel Galaxy seri A.
Sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar