Xiaomi, sekarang terbagi dalam 3 bagian yang masing-masing fokus di segmennya tersendiri. Ada Redmi, yang fokus pada pons dengan nama Redmi (sekarang namanya Redmi, karena sudah pisah dari Xiaomi). Ada Pocophone, produknya baru satu, Pocophone F1. Dan yang terakhir, Mi.
Redmi, yang sebelumnya Xiaomi Redmi, cenderung menghasilkan ponsel untuk kelas bawah atau menengah bawah. Terlihat dari prosesornya yang rendah, semisal Redmi 5A, Redmi Note 5A, Redmi 6, dsb. Biasanya ada saja pilihan memori 16 GB dengan RAM 2 GB. Kini, setelah pisah dari Xiaomi, Redmi merilis Redmi Note 7. Meski fokusnya tetap pada ponsel entry level, spesifikasi yang diusungnya terbilang bagus untuk ukuran ponsel menengah bawah.
Pocophone, karena baru satu saja produknya. Pocophone F1 yang dirilisnya ini lebih cocok ke ponsel gaming harga terjangkau. Dengan harga Rp4 jutaan saja prosesornya memakai Qualcomm Snapdragon 845. Spesifikasinya pun sangat bagus. Hanya saja tanpa NFC. Mungkin saja nanti akan dirilis Pocophone F2.
Mi, Mi series ditujukan untuk ponsel kelas atas, premium. Biasanya, ciri khasnya tidak ada slot microSD. Dan untuk beberapa tipe, prosesornya lebih bagus dibanding Redmi series. Mi itu ada Mi 5, Mi 6, Mi 8 yang terbaru, Mi Note, Mi Max hingga Mi Mix yang lebih condong ke ponsel premium. Mi yang setelah namanya ditambahkan angka, semisal Mi 4, Mi 5, Mi 6, dst, dari awalnya hingga Mi 8 dikenal sebagai ponsel kelas atas, harganya pun waktu di zamannya lebih mahal dibanding Redmi dan Redmi Note. Kemudian ada pula Mi Max, yang kalau dilihat spesifikasinya, tampil dengan layar lebar dan baterai jumbo. Lalu ada pula Mi Note, yang layarnya cukup lebar. Sayang, terakhir setelah Mi Note 3, tidak ada penerusnya lagi. Mi 5, penerus Mi 5s dan Mi 5s Plus, kemudian lanjut ke Mi 6. Lalu di tahun 2018 hadirnya Mi 8 yang punya varian Mi 8 SE (khusus rom China), Mi 8, Mi 8 Explorer Edition (casing transparan), Mi 8 Lite, Mi 8 Pro. Begitu banyak variannya, spesifikasinya pun tinggi-tinggi.
Kemudian hadir pula Mi Mix series. Mi Mix peryama yang hadir terkesan lebih fashion dan premium, spesifikasinya tinggi, casingnya pakai bahan keramik. Kemudian suksesornya ada Mi Mix 2, Mi Mix 2S dan Mi Mix 3 yang notabene dukung koneksi 5G. Sebenarnya masih ada lagi, ponsel premium khusus gaming, namanya Black Shark. Ini benar-benar dikhususkan untuk gamer game. Ibarat laptop ada kelas laptop gaming.
Nah, kembali ke pertanyaannya. Mengapa saya lebih suka Mi atau Mi Mix series? Mayoritas charger bawannnya dukung Quick Charge 3.0. Hampir semuanya sudah dukung (untuk Mi 8 dukung Quick Charge 4.0). Bagi saya ini penting, charge cepat. Memang tanpa slot microSD, namun memori internalnya pun besar-besar. Lihat saja Mi 6 yang punya varian memori 128 GB. Lalu ada Mi Mix yang punya varian memori 256 GB dan RAM 6 GB. Mi 8 juga tidak mau kalah, ada RAM 8 GB.
Harga lebih mahal, sudah pasti, spesifikasi yang didapat bagus, casingnya pun ada yang berbahan keramik (Mi Mix). Dari pengalaman saya pakai Mi 5s, seri Mi itu memang bagus dalam performa dan kecepatan charging dan mayoritas Mi series (bukan Mi Max ya) serta Mi Mix series sudah terdapat NFC. Meski bisa dibilang jarang penggunaannya, tapi membeli ponsel flagship (ponsel flagship keluaran tahun lama) bagi saya sudah sewajibnya ada NFC.
Untuk Pocophone F1, ya, ponsel itupun bagus, flagship, namun yang disayangkan tidak ada NFC. Ponsel mahal tidak terdapat NFC. Dan ada satu hal pula yang saya kurang suka dari Pocophone dan Mi 8 series, tampilan notch (layar berponi) pada layarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar