Kesekian kalinya saya berganti smartphone. Kini ponsel terbaru yang saya coba coba a Oppo K3.
Soal desain. Untuk Oppo K3 bagi saya terasa ponselnya tinggi panjang dan dan terasa lebih berat. Kemudian ketebalannya juga lebih tebal dibanding iPhone 6. Wajar sih menurut saya, mungkin karena ada modul kamera depan yang ditempatkan di dalam bodi ponsel salah satunya.
Kotak dus Oppo K3 pertama kali saya lihat panjang, lain dari biasanya, di dalamnya terdapat soft case bawaan berwarna bening, kabel data, charger VOOC 4A, ponsel, buku panduan dan perdana Smartfren. Tidak ada headset, hmmm, ini salah satu kekurangannya. Seharusnya dengan harga di atas 3 juta udah sewajibnya dilengkapi headset.
Soal desain ponsel yang tebal dan panjang selama pemakaian, masih cukup oke digenggam. Tentu untuk pengoperasian sebaiknya pakai 2 tangan. Kalau 1 tangan itu jadi nggak nyaman. Tombol volume ada di sebelah kiri, power button di kanan, lalu di bawah ponsel terdapat slot jack audio 3,5 mm, port charger, bagian atasnya ada tempat kamera depan.
Layar bezel less, hanya menyisakan sedikit ketebalan bezel di bagian bawah (dagu ponsel). Dari layarnya ini berbentuk agak lonjong, jadi sudutnya itu rounded, nggak mengotak.
Layarnya tajam dengan resolusi full HD plus, kecerahan layarnya juga tinggi. Tampil begitu lapang tanpa poni.
Untuk software, Oppo K3 dari awal sudah berjalan di software Android Pie dengan ColorOS 6. Soal performa sih bagus ya, nggak lag, buka tutup aplikasi, pindah aplikasi bisa dieksekusi dengan cepat tanpa kendala. Konsumsi RAM tinggi, selama pemakaian, dari RAM 6 GB tersisa 1,5 GB.
Keyboard bawaannya Gboard, tidak ada kendala selama saya coba, pengetikan bisa dikerjakan dengan cepat. Soal fitur, menurut saya Oppo K3 terbilang cukup bagus. Sensor sidik jari dalam layarnya bekerja sangat baik, bisa unlock screen dalam waktu kurang dari 1 detik, akurasinya juga bagus. Karena sudah memakai layar berjenis AMOLED, Oppo K3 mendukung Always-On Display.
Ponsel ini tidak ada LED notification. Begitu ponsel dalam keadaan layarnya padam, maka icon sensor sidik jari akan muncul dengan animasi di bawah layar selama kira-kira 5 detik sebelum hilang dengan sendirinya. Saya tidak menemukan ada fitur double tap to wake screen pada Oppo K3, tetapi bila ponsel dalam keadaan layar padam, kita ketuk layarnya dua kali, maka layarnya akan kembali menyala, meski ini tidak akurat. Nah, menariknya, Oppo K3 sudah dilengkapi fitur raise to wake, jadi bila posisi ponsel diletakkan di lantai, meja, dalam keadaan layar padam, ketika pengguna mengambil ponsel tsb, otomatis layar akan menyala.
Untuk soal musik, Oppo K3 hadir dengan aplikasi bawaan standar, suara yang dihasilkan keras, kencang. Nah di bagian kamera, ini bagus menurut saya. Kalau tidak salah ponsel ini tidak dilengkapi OIS, jadi kalau mau memotret dengan hasil yang bagus, pegang ponsel harus stabil. Hasil kamera sih bagus ya menurut saya.
Untuk kamera selfie juga hasilnya terang. Begitu diaktifkan maka kamera depan akan keluar ke atas (pop up) dari atas ponsel secara otomatis. Dengan mekanisme pop up seperti ini memang terkesan ada kekhawatiran mudah rusak, ringkih. Selama penggunaannya wajar saya, seharusnya tidak akan menyebabkan kendala. Selama saya tes kamera depan tersebut, tidak ada kendala.
Kekurangan yang saya lihat salah satunya di kamera, untuk WhatsApp, bila pengguna rekam video lewat aplikasi WhatsApp, maka hasil rekaman bergoyang-goyang, seolah-olah orang yang merekam itu menggerak-gerakkan ponselnya.
Meski tidak dilengkapi NFC, fitur-fitur yang hadir di ponsel ini sudah lebih dari cukup. Hntuk baterai yang dibekali 3.760 mAh, ponsel bisa digunakan selama seharian. Yg ang sangat saya sukai dari ponsel ini salah satunya adalah kecepatan mengisi baterai, dari waktu 30% ke 100% dalak keadaan on (aktif), sudah bisa terisi 100% hanya dalam waktu kurang dari 70 menit. Sangat cepat.
Kekurangan lainnya adalah masalah update. Ponsel Oppo biasanya siklus update nya tidak banyak. Ponsel yang belum keluar ini saya harus menunggu upgrade ColorOS 7 selama lebih dari 7 bulan sejak dirilis.
Meski tidak dilengkapi NFC, fitur-fitur yang hadir di ponsel ini sudah lebih dari cukup. Hntuk baterai yang dibekali 3.760 mAh, ponsel bisa digunakan selama seharian. Yg ang sangat saya sukai dari ponsel ini salah satunya adalah kecepatan mengisi baterai, dari waktu 30% ke 100% dalak keadaan on (aktif), sudah bisa terisi 100% hanya dalam waktu kurang dari 70 menit. Sangat cepat.
Kekurangan lainnya adalah masalah update. Ponsel Oppo biasanya siklus update nya tidak banyak. Ponsel yang belum keluar ini saya harus menunggu upgrade ColorOS 7 selama lebih dari 7 bulan sejak dirilis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar