Minggu, 07 Maret 2021

Good Bye Realme 7, Wellcome Poco X3 NFC

 


Saya termasuk pengguna smartphone yang tidak suka dengan bug / gangguan pada smartphone yang sangat mengganggu keseharian seseorang dalam memakai smartphone. Salah satunya adalah mengetik. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya kalau Anda termasuk orang yang pekerjaannya atau kesehariannya mengirim pesan / menulis di smartphone, yang seharusnya Anda terbiasa mengetik cepat menjadi harus terganggu setiap saat karena respon dari virtual keyboard lambat atau terjadi delay touch. Itulah yang dialami saya sewaktu masih pakai Realme 7.

Sedikit mengingat kembali Realme 7. Realme 7, spesifikasinya sudah sangat memenuhi ekspetasi saya. Namun apa daya, jika ternyata software Realme 7 (Realme UI 1.0) itu terdapat masalah yang tidak bisa diselesaikan. Bayangkan, dari awal pakai sudah terjadi ghost touch. Ghost touch itu adalah istilah di mana sentuhan layar pada handphone bergerak sendiri tanpa ada yang menyentuhnya. Setelah dilakukam pembaruan, isu ghost touch sudah mulai berkurang, pembaruan lagi, semakin berkurang, hingga pembaruan terakhir, semakin hampir tidak terjadi isu ghost touch lagi, namun justru terjadi delay touch dan ini yang tidak sembuh sembuh.

Delay touch adalah di mana saat user mengusap layar (swipe) ke kiri/kanan/atas/bawah, yang seharusnya sekali usap dan cukup dengan sentuhan lembut nan pelan, ponsel sudah bereaksi menjadi tidak mau bereaksi, sehingga diperlukan tenaga ekstra untuk mengulanginya lagi. Delay touch juga berlaku untuk sentuhan pada virtual keyboard. Yang tadinya sentuh pelan karakter keyboard sudah muncul di layar menjadi kadang-kadang tidak mau muncul di layar dan harus sentuh dua atau tiga kali dan itupun sentuhannya menjadi harus ada sedikit tekanan. Ini yang sangat mengganggu.

Pembaruan terakhir saat itu pada Realme 7 adalah versi software RMX2151_11_A.83. Bahkan saya sudah coba melakukan hard reset ponsel, sama aja, delay touch tetap ada. Kejadian muncul delay touch itu tiap hari dan bisa hadir di menit / jam berapa saja. Namun jika isu delay touch sudah muncul, user bisa sentuh icon matikan layar (lockscreen icon) lalu buka layar kembali agar delay touch hilang. Ini hanya bersifat sementara dan nantinya akan muncul lagi. Karena tidak tahan dengan gangguan yang tidak terselesaikan, akhirnya saya beralih ke smartphone Xiaomi. 


                                 

                                 



Awalnya sempat ragu akan mengambil Poco X3 NFC, namun harga yang ditawarkan saat itu menggiurkan.  Jadi, akhirnya saya pilih Poco X3 NFC. Bagi saya, spesifikasi yang diberikan hampir sama dengan Realme 7, hanya saja prosesor dari Poco X3 NFC ini pakai Snapdragon 732. Kebanyakan orang membeli Poco X3 NFC ini untuk keperluan gaming. Saya tidak. Dari desain, Poco X3 NFC terlihat lebar dan besar dan sedikit lebih berat dibanding Oppo K3. Meski demikian bagi saya sama saja, selisih yang sedikit tidak mempengaruhi kebiasaan saya menggenggam ponsel dan memakainya. Dengan boks warna kuning di bagian bawah dan hitam di bagian atasnya, paket penjualan Poco X3 NFC terdapat kartu garansi, manual guide singkat, unit ponsel, kabel data, kepala charger 33W, berserta PIN pembuka slot SIM card tray dan softcase bawaan bening. Layar unit ponsel sudah dilapisi antigores.

Desain sensor sidik jari juga ditempatkan di sisi kanan bodi ponsel dengan bentuk memanjang secara vertikal. Akurasinya sangat bagus. Sama-sama menggunakan layar IPS toh, makanya tidak tertanam di layar. Sebelah atas masih sisi kanan ada tombol volume, di sisi kiri terdapat slot SIM card hybrid. Poco X3 NFC ini saya lihat desain slot SIM card nya berbeda. Biasanya, SIM card 1 itu posisinya selalu menjadi SIM card 1 dan SIM card 2 menempati posisi SIM card 2 yang berfungsi juga sebagai microSD jikalau slotnya hybrid. Pada Poco X3 NFC justru terbalik. Posisi SIM card 1 itu bisa jadi slot microSD juga, sehingga SIM card 2 berada di slot SIM card 2. Jika user memakai microSD, maka SIM card yang ia pakai akan berada di slot SIM card 2. Di bagian tengah layar, atasnya terdapat lubang kamera depan (punch hole). Sisi belakang atasnya ada kamera belakang yang desainnya kurang saya suka, berbentuk agak oval persegi panjang yang menonjol. Rentan tergores. Di bawahnya terdapat tulisan POCO yang besar. Lalu, di bagian bawah bodi ponsel terdapat port jack audio 3,5 mm, port charger, mic and speaker di sisi kanan. Di bagian paling atas ada earpiece.

Software Poco X3 NFC yang saya beli sudah Android 10 dengan MIUI 12.0.5 dengan patch keamanan September 2020. Ternyata software yang diberikan sangat baik sekali, saya tidak menemukan adanya bug delay touch seperti di Realme 7 dan masalah ghost touch. Mengetik cepat bisa saya lakukan dengan sangat baik tanpa adanya gangguan delay touch. Pada notifikasi bar yang jika ditarik dari atas ke bawah, terdapat banyak sekali icon dengan fungsi masing-masing, seperti lockscreen, screenshkt, cast, Mi share, Bluetooth, WiFi, NFC, DND, auto brightness, aeroplane, vibrate, hotspot, dsb secara default. Sedangkan sisi kiri jika user menggeser layar ke kanan pada homescreen akan muncul tampilan seperti di bawah ini:





Performa pada Poco X3 NFC varian 128 GB / 8 GB sangat baik dalam hal game dan multitasking. Ada aplikasi yang saya tinggalkan cukup lama, kemudian saya kembali ke aplikasi tersebut, ia tidak reload. Karena saya bukan gamer, jadi saya tidak akan bahas performa dalam bermain game secara detail. Perfoma dalam main game moba, saya hanya tes satu saja, sudah cukup bagus. Nah ada yang sedikir berbeda di Poco X3 NFC. Ia didesain ada getaran pada bagian bodi belakang saat user misalkan memainkan musik atau bermain game. Tidak mengganggu, memang didessint seperti itu untuk menambah suasana lebih dalam hal gaming saya pikir.

Hasil kamera juga cukup oke, fitur-fiturnya juga lumayan bagus. Baterainya diberi 5.160 mAh dengan charger bawaan 33W, tergolong cepat pengisian baterainya. Terdapat NFC yang cukup akurat. Secara keseluruhan, Poco X3 NFC memenuhi harapan saya.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Awal Kenal Brand iQOO

  Selamat pagi, salam kenal, saya Niki, trOOps officer di iQOO trOOps Indonesia. Bulan April 2023 adalah awal di mana saya mengenal smartpho...